468x60 Ads

       I. INKONTINENSIA URINE
        a. Pengertian

Inkontinensia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk menahan atau bahkan    merasakan adanya sensasi untuk berkemih. Hal  tersebut sering kali terjadi akibat berkurangnya kekuatan dan regangan otot dasar  panggul yang kemudian mengakibatkan penurunan kemampuan otot tersebut dalam menyokong spinchter pada urethra dan rectum, vagina dan bladder. Akibatnya ketika bladder dalam keadaan penuh, kemampuan spinchter untuk menutup dan menahan reflek miksi menjadi berkurang sehingga menyebabkan terjadinya pengeluaran urine secara tiba-tiba dan tidak terkontrol. 


Inkontinensia Urine dibagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan manifestasi dan faktor penyebabnya. Jenis-jenis inkontinensia urine tersebut diantaranya adalah :
1.Inkontinensia Fungsional

  Ketidakmampuan seseorang untuk menahan miksi dan mencapai toilet tepat waktu ketika merasakan adanya sensasi berkemih. Namun pada jenis inkontinensia ini bladder (kandung kemih) dan control spincter uretra dalam keadaan normal.
2.Inkontinensia Over Flow

Adalah inkontinensia yang terjadi akibat kehilangan urine akibat adanya over distensi dan obstruksi yang terjadi pada bladder.

3.   Inkontinensia Reflex

Adalah kehilangan urine secara tidak disadari pada interval yang dapat diprediksi (regular) ketika jumlah urine pada bladder mencapai sebuah volume tertentu. Biasanya berhubungan dengan adanya kerusakan syaraf spinal.

4.Inkontinensia Stress

Yakni pengeluaran urine secara tiba-tiba akibat aktifitas yang dapat meningkatkan  tekanan intra abdomen. Contoh : mengejan, batuk, tertawa dsb. Biasanya berhubungan dengan adanya kelemahan otot pelvis dan kerusakan spincter.

5.Inkontinensia Total

Kehilangan urine secara kontinyu, tidak dapat diprediksi. Alirannya konstan dan tidak disadari karena adanya kerusakan secara menyeluruh.

6.   Inkontinensia Urge

Adalah inkontinensia yang ditandai dengan keluarnya urin secara segera setelah adanya sensasi yang kuat yang sifatnya urgensi untuk dihindari.biasanya terjadi pada lansia, dan berhubungan dengan kerusakan CNS (Central Nervous System)  (Smeltzer, Suzanne C.,2001).
     II. SENAM KEGEL

  a. Pengertian

Senam Kegel atau disebut juga dengan Kegel exercise merupakan sebuah latihan yang dilakukan dengan mengkontraksikan dan merelaksasikan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau Pelvic floor muscle. Latihan ini pertama kali dicetuskan oleh Arnold H.Kegel pada tahun 1948. Semenjak itu Latihan otot dasar panggul ini banyak dipraktekan salah satunya adalah sebagai terapi non-farmakologi dan non-pembedahan pada kasus inkontinensia urine (Yoon, Hae S et al.,2002)

  b. Manfaat
    Ada berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dengan melakukan aktifitas senam Kegel secara teratur, secara umum manfaat tersebut diantaranya adalah :
 1. Meningkatkan kekuatan otot dasar panggul untuk berkontraksi
 2. Meningkatkan ketegangan dan kemampuan regangan pada otot dasar panggul
 3. Membantu mencegah terjadinya atropi
 4. Menjaga lapisan endopelvic dan keutuhan saraf (pada otot dasar pangggul)

  (Cammu, H et al.,2000).
c. Praktek senam Kegel
    Menurut Arnold H.Kegel (1948) Terapi fisiologi terhadap otot genital ini terbagi menjadi dua fase atau langkah, yaitu:1.   Spesific muscle education, merupakan langkah pertama dan yang paling penting pada edukasi untuk terapi otot.Sebaga tenaga kesehatan yang pertama kali kita lakukan adalah dengan ,member pengertian kepada dan meningkat kesadaran pasien terkait dengan pentingnya fungsi pubococcygeal yang berperan sebagai poros semua penyokong dan struktur sphincter pada pelvis.2. Latihan tahanan dan perpanjangan kedalam pada pubococcygeal, senam kegel sangat mudah dilakukan di mana saja dan bahkan tanpa seorang pun tahu. Untuk mempraktekan senam tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.Langkah pertama, posisi duduk, berdiri atau berbaring, cobalah untuk mengkontraksikan otot panggul dengan cara yang sama ketika kita menahan kencing, 2. Kita harus dapat merasakan otot panggul Anda meremas uretra dan anus (Apabila otot perut atau bokong juga mengeras berarti kita tidak berlatih dengan otot yang benar), 3.Ketika kita sudah menemukan cara yang tepat untuk mengkontraksikan otot panggul maka lakukan kontraksi selama 10 detik, kemudian istirahat selama 10 detik, 4.Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai 10-15 kali per sesi. Untuk mendapatkan hasil yang efektif sebaiknya latihan ini dilakukan minimal tiga kali sehari. Dimana latihan kegel hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-12 minggu setelah latihan. Tetapi ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sebaiknya program latihan otot dasar panggul dilakukan minimal mencapai 8 kali kontraksi dan dilakukan tiga kali setiap hatinya.
   III. MANFAAT SENAM KEGEL PADA INKONTINENSIA URINE
         Otot dasar panggul terdiri dari tiga lembaran otot yang masing-masing menempel pada Bladder (Kandung kemih), vagina dan rectum (Bent, Alfred E., 2008). Bagian akhir dari urethra disokong secara adekuat oleh endopelvic fascia dan kontraksi musculus levator ani bekerja mengatur suplai saraf secara normal. Senam otot dasar panggul ini mampu menguatkan muskulus levator ani, menjaga lapisan endopelvic dan keutuhan saraf yang dapat meningkatkan kesadaran dari otot dasar panggul untuk menyesuaikan transmisi dari tekanan abdominal, serta meningkatkan kemampuan otot tersebut dalam menyokong bladder,vagina,dan rectum yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan tahanan pada sphincter urethra sehingga mampu meningkatkan periode kontinen terhadap urine.
        Selain itu tujuan terapetik lainnya dari latihan Kegel ini adalah untuk mengajarkan “perineal lock”atau bagaimana caranya mengunci perineum. Dimana kemampuan dari perineum untuk mengunci spincternya,dan kemampuan otot levator ani untuk berkontraksi terus mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia dan proses degeneratif. Oleh karena itu senam Kegel tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketegangan serta mencegah terjadinya atropi (Cammu, H et al.,2000).
      Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) ditemukan sebagai salah satu manajemen non pembedahan yang terbukti efektif untuk mengatasi jenis inkontinensia stress dan Inkontinensia Urge (Yoon, Hae S et al.,2002).Karena inkontinensia Stress itu sendiri bisa terjadi akibat adanya kelemahan otot pelvis dan kelemahan sphincter sehingga tidak mampu untuk menahan reflek berkemih ketika terjadi peningkatan tekanan intra abdomen. Sedangkan pada inkontinensia Urge terjadi akibat adanya ketidak mampuan untuk menahan keluarnya urin ketika rangsangan untuk berkemih tersebut datang secara tiba-tiba.
     Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Kegel excercises secara signifikan dapat meningkatkan kekuatan dan ketegangan pada otot dasar panggul setelah 5 sampai 6 minggu dilakukan dengan jumlah latihan sebanyak 50-60 kali secara teratur, dimana jumlah latihan kontraksi otot panggul sebanyak 24 sampai 160 kali setiap harinya sangat disarankan (E.Bent, Alfred.,2008). Pada jenis Stress inkontinensia, pelatihan otot dasar panggul sebaiknya dilakukan sedikitnya selama tiga bulan dan merupakan tata laksana lini pertama yang aman dan efektif. Sedangkan pada Urge inkontinensia atau kombinasi pelatihan ini sebaiknya dilakukan paling sedikit 6 bulan (Iman S, Budi.,2008).
      Walaupun tingkat kesembuhan inkontinensia dengan intervensi Kegel exercise masih rendah, yakni hanya 12,5% namun dari observasi yang telah dilakukan pada berbagai kasus inkontinensia didapatkan bahwa senam Kegel dapat meningkatkan durasi waktu kontraksi dan tegangan rata-rata otot pelvis (panggul), yang mengindikasikan bahwa terjadi perkembangan dan penyesuaian yang baik pada otot dasar panggul dengan intervensi tersebut (Yoon, Hae S et al.,2002). Alfred E.Bent (2008) mengungkapkan bahwa tingkat keefektivan senam kegel dalam meningkatkan kekuatan otot panggul setelah 16,6 bulan latihan yakni mencapai 45% dimana kombinasi antara senam Kegel dengan stimulasi elektrik juga dilaporkan dapat menurunkan periode miksi dan nokturia.


0 komentar: