NURSING Informatic for the FUTURE!!"
galischa | 04.02 |
Dari waktu ke waktu perkembangan teknologi informasi terus mengalami kemajuan, salah satunya dalam bidang keperawatan."Nursing Informatic?"Ada yang pernah mendengar sebelumnya apa itu Nursing Informatic?". Mungkin istilah ini belum terlalu familiar kita dengar sehari-hari, tapi yuk kita bahas lebih lanjut apa sihh itu Nursing Informatic?. Untuk tahu lebih jelasnya yuk kita simak sama-sama.
Menurut ANA (American Nurses Association) 2008, Nursing Informatic adalah:
"Specialty that integrates nursing science, computer science, and information science to manage and communicate data, information, knowledge, and wisdom in nursing practice. NI supports consumers, patients, nurses, and other providers in their decision- making in all roles and settings. This support is accomplished through the use of information structures, information processes, and information technology".
Intinya adalah bahwa Nursing Informatic merupakan sebuah sistem informasi keperawatan yang secara khusus dibuat dengan tujuan untuk memudahkan kinerja perawat dalam menjalankan tugasnya serta meningkatkan kualitas pelayanan dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti komputer, PDA, dan tablet. Contoh realnya antara lain seperti: dokumentasi keperawatan elektronik, SimKep (Software asuhan keperawatan) yang memudahkan perawat dalam merumuskan asuhan keperawatan, dll. Penggunaan teknologi dalam pengolahan informasi keperawatan dianggap sangat diperlukan karena perawat merupakan kunci dari proses penyampaian informasi antara dokter dengan pasien dan keluarga dengan tenaga kesehatan lainnya. Gravean dan Cococran (1989) mengungkapkan bahwa sistem informasi keperawatan itu merupakan kombinasi antara ilmu komputer, ilmu informasi,dan ilmu keperawatan itu sendiri.
Sayangnya penerapan teknologi informasi dalam bidang keperawatan di indonesia sendiri sampai saat ini belum terlalu familiar digunakan, uang+Mindset+Power merupakan kombinasi yang wajib ada untuk mendukung keberhasilan penerapan Nursing Informatic. Belum memasyarakatnya teknologi tersebut di berbagai rumah sakit dan keterbatasan infrastruktur merupakan salah satu kendala dalam penerapan teknologi tersebut, ditambah tidak semua perawat mampu mengoperasikan perangkat elektronik yang digunakan.
Tiba-tiba saya teringat dengan kata-kata dosen saya, intinya teknologi itu merupakan sesuatu yang seharusnya memudahkan kita, bukan malah menyulitkan!Oleh karena itu untuk memudahkan manajemen, memudahkan pengambilan informasi dan pengetahuan yang mendukung asuhan keperawatan, serta meningkatkan kualitas keperawatan dan dokumentasi, NURSING informatic for the FUTURE???Why Not!!
TEH HIJAU UNTUK PERAWATAN LUKA DIABETES????
galischa | 20.35 |
Tidak terlintas juga dalam pikiran
saya sebelumnya, apa iya teh hijau bisa digunakan sebagai perawatan luka bagi
penderita diabetes?? Tetapi
berdasarkan beberapa
literatur yang pernah saya baca ternyata peluang bahan alami tersebut untuk dijadikan sebagai bahan adjuvant
dalam perawatan luka sangatlah besar. Alasannya adalah sebagai berikut :
1. Catechin
yang terkandung dalam teh hijau dapat membantu menurunkan kadar gula darah
karena zat tersebut ampu menguraikan glukosa menjadi energi. Kadar gula yang
tinggi pada penderita diabetes dapat memperlambat penyembuhan luka. Hal
tersebut disebabkan karena ketika kadar gula darah dalam keaadaan tinggi maka kadar zat
berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan
plak lemak di dalam pembuluh darah). Kejadian tersebut 2-6 kali lebih sering
terjadi pada penderita diabetes dan mengakibatkan sirkulasi darah yang buruk
pada pembuluh darah kecil (mikro) sehingga memperlambat penyembuhan luka.
Apabila penyembuhan luka tersebut berjalan dalam waktu yang lama pada penderita
diabetes, dalam prosesnya dikhawatirkan akan terjadi komplikasi seperti
gangrene yang kemudian mengharuskan bagian tubuh yang terkena tersebut
diamputasi. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu zat yang dapat membantu
menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes selama proses penyembuhan
luka, salah satunya dengan konsumsi teh hijau.
2. Teh Hijau mempunyai efek antioksidan, dimana antioksidan
tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan penggumpalan darah pada pembuluh
darah sehingga pembuluh darah menjadi lebih rileks dan aliran darah menjadi
lancar. Kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes dapat
mengakibatkan darah menjadi lebih kental atau terjadi peningkatan viskositas.
Disamping itu gangguan vaskularisasi pada penderita diabetes dapat
mengakibatkan komplikasi seperti neuropati dimana si penderita mengalami
penurunan kepekaan terhadap rangsangan nyeri dan tekanan. Apabila hal tersebut
dibiarkan, maka dapat memperparah kondisi luka pada orang dengan diabetes,
sehingga penggunaan teh hijau yang dapat membantu memperlancar sirkulasi darah
tersebut dirasa sangat tepat terlebih bagi penderita diabetes.
3. L-theanin merupakan salah
satu substansi yang terkandung dalam teh hijau. Apabila substansi tersebut
diuraikan oleh hati maka akan menghasilkan suatu zat yang disebut dengan
E-thylamin, dimana zat tersebut bersifat anti pathogen dan anti virus, sehingga
dapat membantu menjaga luka dari infeksi. Selain itu teh hijau juga mengandung
vitamin E dan C dalam jumlah yang tinggi yang mampu meningkatkan kekebalan
tubuh. Dengan adanya proteksi tersebut diharapkan kondisi luka pada orang
dengan diabetes akan tetap terjaga dan proses penyembuhan dapat berjalan dengan
baik.
4. Teh hijau mengandung
polyphenol dalam jumlah tinggi dengan komponen terbesarnya adalah polyphenolic
yakni epigallo-3-gallate (EGCG). EGCG diketahui dapat berfungsi sebagai agen
anti inflamasi, anti oksidan, dan dapat mengatur proses penyembuhan luka dan
bekas luka. Transforming Growth Factor (TGF) - β1 adalah faktor terbesar yang
diketahui dapat menstimulasi proliferasi fibroblast dalam proses penyembuhan
luka. Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, diketahui bahwa kombinasi
pengguanaan EGCG dengan TGF- β1 proses penyembuhan luka dalam 48 jam dapat
meningkatkan sintesis kolagen sehingga akan mempercepat proses penutupan luka.
Proses penutupan luka pada penderita diabetes biasanya memerlukan waktu yang
lama, hal tersebut dikarenakan kadar gula darah yang tinggi dan gangguan
sirkulasi yang sering terjadi mengakibatkan peredaran darah menjadi tidak
lancar, sehingga penggunaan teh hijau dalam perawatan luka pada penderita
diabetes dianggap sangat tepat.
Tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang secara spesifik membahas
mengenai manfaat penggunaan teh hijau tersebut pada perawatan luka diabetes,
sehingga masih perlu adanya pengembangan lebih lanjut.... :)
SENAM KEGEL SEBAGAI TERAPI NON-FARMAKOLOGY PADA INKONTINENSIA URINE
galischa | 19.46 |
I. INKONTINENSIA URINE
a. Pengertian
Inkontinensia didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk menahan atau bahkan merasakan adanya
sensasi untuk berkemih. Hal tersebut sering kali terjadi akibat
berkurangnya kekuatan dan regangan otot dasar panggul yang kemudian
mengakibatkan penurunan kemampuan otot tersebut dalam menyokong spinchter pada
urethra dan rectum, vagina dan bladder. Akibatnya ketika bladder dalam keadaan
penuh, kemampuan spinchter untuk menutup dan menahan reflek miksi menjadi
berkurang sehingga menyebabkan terjadinya pengeluaran urine secara tiba-tiba
dan tidak terkontrol.
Inkontinensia Urine dibagi menjadi
berbagai jenis sesuai dengan manifestasi dan faktor penyebabnya. Jenis-jenis
inkontinensia urine tersebut diantaranya adalah :
1.Inkontinensia Fungsional
Ketidakmampuan seseorang untuk
menahan miksi dan mencapai toilet tepat waktu ketika merasakan adanya sensasi
berkemih. Namun pada jenis inkontinensia ini bladder (kandung kemih) dan
control spincter uretra dalam keadaan normal.
2.Inkontinensia Over Flow
Adalah inkontinensia yang terjadi akibat
kehilangan urine akibat adanya over distensi dan obstruksi yang terjadi pada
bladder.
3. Inkontinensia Reflex
Adalah kehilangan urine secara tidak
disadari pada interval yang dapat diprediksi (regular) ketika jumlah urine pada
bladder mencapai sebuah volume tertentu. Biasanya berhubungan dengan adanya
kerusakan syaraf spinal.
4.Inkontinensia Stress
Yakni pengeluaran urine secara tiba-tiba
akibat aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
Contoh : mengejan, batuk, tertawa dsb. Biasanya berhubungan dengan adanya
kelemahan otot pelvis dan kerusakan spincter.
5.Inkontinensia Total
Kehilangan urine secara kontinyu, tidak
dapat diprediksi. Alirannya konstan dan tidak disadari karena adanya kerusakan
secara menyeluruh.
6. Inkontinensia Urge
Adalah inkontinensia yang ditandai dengan
keluarnya urin secara segera setelah adanya sensasi yang kuat yang sifatnya
urgensi untuk dihindari.biasanya terjadi pada lansia, dan berhubungan dengan
kerusakan CNS (Central Nervous System) (Smeltzer,
Suzanne C.,2001).
II. SENAM KEGEL
a. Pengertian
Senam Kegel atau disebut juga dengan Kegel
exercise merupakan sebuah latihan yang dilakukan dengan mengkontraksikan dan
merelaksasikan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC)
atau Pelvic floor muscle. Latihan ini pertama kali dicetuskan
oleh Arnold H.Kegel pada tahun 1948. Semenjak itu Latihan otot dasar panggul
ini banyak dipraktekan salah satunya adalah sebagai terapi non-farmakologi dan
non-pembedahan pada kasus inkontinensia urine (Yoon, Hae S et al.,2002)
b. Manfaat
Ada berbagai manfaat yang dapat kita
peroleh dengan melakukan aktifitas senam Kegel secara teratur, secara umum
manfaat tersebut diantaranya adalah :
1. Meningkatkan kekuatan otot dasar
panggul untuk berkontraksi
2. Meningkatkan ketegangan dan
kemampuan regangan pada otot dasar panggul
3. Membantu mencegah
terjadinya atropi
4. Menjaga lapisan endopelvic dan
keutuhan saraf (pada otot dasar pangggul)
(Cammu, H et al.,2000).
c. Praktek senam Kegel
Menurut Arnold H.Kegel (1948) Terapi fisiologi terhadap
otot genital ini terbagi menjadi dua fase atau langkah, yaitu:1. Spesific muscle education, merupakan langkah pertama dan yang paling
penting pada edukasi untuk terapi otot.Sebaga tenaga kesehatan yang pertama
kali kita lakukan adalah dengan ,member pengertian kepada dan meningkat
kesadaran pasien terkait dengan pentingnya fungsi pubococcygeal yang berperan
sebagai poros semua penyokong dan struktur sphincter pada pelvis.2. Latihan
tahanan dan perpanjangan kedalam pada pubococcygeal, senam kegel sangat mudah dilakukan di mana
saja dan bahkan tanpa seorang pun tahu. Untuk mempraktekan senam tersebut dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.Langkah pertama, posisi duduk, berdiri
atau berbaring, cobalah untuk mengkontraksikan otot panggul dengan cara yang
sama ketika kita menahan kencing, 2. Kita harus dapat merasakan otot
panggul Anda meremas uretra dan anus (Apabila otot perut atau bokong juga
mengeras berarti kita tidak berlatih dengan otot yang benar), 3.Ketika kita sudah menemukan cara yang
tepat untuk mengkontraksikan otot panggul maka lakukan kontraksi selama 10
detik, kemudian istirahat selama 10 detik, 4.Lakukan latihan ini berulang-ulang
sampai 10-15 kali per sesi. Untuk mendapatkan hasil yang efektif
sebaiknya latihan ini dilakukan minimal tiga kali sehari. Dimana latihan kegel
hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-12
minggu setelah latihan. Tetapi ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sebaiknya
program latihan otot dasar panggul dilakukan minimal mencapai 8 kali kontraksi
dan dilakukan tiga kali setiap hatinya.
III. MANFAAT SENAM KEGEL PADA INKONTINENSIA URINE
Otot dasar panggul terdiri dari tiga
lembaran otot yang masing-masing menempel pada Bladder (Kandung kemih), vagina
dan rectum (Bent, Alfred E., 2008). Bagian akhir dari urethra disokong secara
adekuat oleh endopelvic fascia dan kontraksi musculus levator ani bekerja
mengatur suplai saraf secara normal. Senam otot dasar panggul ini mampu
menguatkan muskulus levator ani, menjaga lapisan endopelvic dan keutuhan saraf
yang dapat meningkatkan kesadaran dari otot dasar panggul untuk menyesuaikan
transmisi dari tekanan abdominal, serta meningkatkan kemampuan otot tersebut
dalam menyokong bladder,vagina,dan rectum yang kemudian dapat meningkatkan
kemampuan tahanan pada sphincter urethra sehingga mampu meningkatkan periode
kontinen terhadap urine.
Selain itu tujuan terapetik lainnya dari
latihan Kegel ini adalah untuk mengajarkan “perineal lock”atau bagaimana
caranya mengunci perineum. Dimana kemampuan dari perineum untuk mengunci spincternya,dan
kemampuan otot levator ani untuk berkontraksi terus mengalami penurunan seiring
dengan bertambahnya usia dan proses degeneratif. Oleh karena itu senam Kegel
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketegangan serta
mencegah terjadinya atropi (Cammu, H et al.,2000).
Latihan otot dasar panggul (senam Kegel)
ditemukan sebagai salah satu manajemen non pembedahan yang terbukti efektif
untuk mengatasi jenis inkontinensia stress dan Inkontinensia Urge (Yoon,
Hae S et al.,2002).Karena inkontinensia Stress itu sendiri bisa terjadi akibat
adanya kelemahan otot pelvis dan kelemahan sphincter sehingga tidak mampu untuk
menahan reflek berkemih ketika terjadi peningkatan tekanan intra abdomen.
Sedangkan pada inkontinensia Urge terjadi akibat adanya ketidak mampuan untuk
menahan keluarnya urin ketika rangsangan untuk berkemih tersebut datang secara
tiba-tiba.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diketahui bahwa Kegel excercises secara signifikan dapat meningkatkan
kekuatan dan ketegangan pada otot dasar panggul setelah 5 sampai 6 minggu
dilakukan dengan jumlah latihan sebanyak 50-60 kali secara teratur, dimana
jumlah latihan kontraksi otot panggul sebanyak 24 sampai 160 kali setiap
harinya sangat disarankan (E.Bent, Alfred.,2008). Pada jenis Stress
inkontinensia, pelatihan otot dasar panggul sebaiknya dilakukan sedikitnya
selama tiga bulan dan merupakan tata laksana lini pertama yang aman dan
efektif. Sedangkan pada Urge inkontinensia atau kombinasi pelatihan ini
sebaiknya dilakukan paling sedikit 6 bulan (Iman S, Budi.,2008).
Walaupun tingkat kesembuhan inkontinensia
dengan intervensi Kegel exercise masih rendah, yakni hanya 12,5% namun dari
observasi yang telah dilakukan pada berbagai kasus inkontinensia didapatkan
bahwa senam Kegel dapat meningkatkan durasi waktu kontraksi dan tegangan
rata-rata otot pelvis (panggul), yang mengindikasikan bahwa terjadi
perkembangan dan penyesuaian yang baik pada otot dasar panggul dengan
intervensi tersebut (Yoon, Hae S et al.,2002). Alfred E.Bent (2008)
mengungkapkan bahwa tingkat keefektivan senam kegel dalam meningkatkan kekuatan
otot panggul setelah 16,6 bulan latihan yakni mencapai 45% dimana kombinasi
antara senam Kegel dengan stimulasi elektrik juga dilaporkan dapat menurunkan
periode miksi dan nokturia.